Gejala Malaria

Infeksi parasit malaria dapat menyebabkan berbagai gejala malaria, mulai dari gejala tidak ada atau sangat ringan sampai penyakit yang parah dan bahkan kematian. Pada tahap awal, gejala malaria terkadang mirip dengan gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri , virus , atau parasit.
Gejala-gejala malaria terbagi menjadi gejala malaria ringan dan gejala malaria berat.

Pada gejala malaria ringan, dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu sebagai berikut:

1. Stadium dingin
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi terasa semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang terjadi kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.

2. Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.

3. Stadium berkeringat
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.
demam tinggi


Sedangkan gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi)
Biasanya penderita yang masuk dalam criteria ini sangat lemah sekali. Penderita penyakit Malaria berat dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga memiliki komplikasi sebagai berikut:
  • Tidak sadarkan diri kadang hingga koma
  • Sering mengigau
  • Bicara yang salah-salah (tidak terkontrol)
  • Kejang-kejang
  • Suhu tubuh sangat tinggi
  • Dehidrasi
  • Nafas cepat, sesak nafas
Secara umum, penyakit malaria merupakan penyakit yang dapat disembuhkan jika di diagnosis dan tes malaria dan diobati segera dan benar.Semua gejala klinis yang terkait dengan malaria disebabkan oleh aseksual erythrocytic atau tahap darah parasit. Ketika parasit berkembang di eritrosit, banyak zat limbah dikenal dan tidak dikenal seperti hemozoin pigmen dan faktor beracun lainnya terakumulasi dalam sel darah merah yang terinfeksi. Ini dibuang ke dalam aliran darah ketika sel-sel yang terinfeksi melisiskan dan melepaskan merozoit invasif. Zat hemozoin dan faktor beracun lainnya seperti glukosa isomerase fosfat (GPI) merangsang makrofag dan sel-sel lain untuk menghasilkan sitokin dan faktor larut lainnya yang bertindak untuk menghasilkan demam dan menggigil dan mungkin mempengaruhi patofisiologi berat lain yang terkait dengan malaria.

Gejala-gejala ini bisa muncul seperti sebuah siklus, bisa hilang dan timbul dengan intensitas yang berbeda dan untuk jangka waktu yang berbeda-beda. Namun bisa saja gejala-gejala tersebut tidak mengikuti pola siklus, terutama pada tahap awal penyakit.

Pola siklus gejala malaria ini disebabkan oleh siklus hidup parasit malaria, mulai dari berkembang, reproduksi, dan dilepaskan dari sel-sel darah merah dan sel-sel hati di dalam tubuh manusia. Siklus gejala-gejala ini juga merupakan salah satu indikator utama yang menunjukkan bahwa kita terinfeksi malaria.

Pada kasus yang jarang terjadi, malaria dapat menyebabkan gangguan fungsi otak atau sumsum tulang belakang, kejang, atau hilangnya kesadaran.

Sebagai informasi ada kondisi medis lain yang memiliki gejala mirip dengan gejala malaria. Karena itu sangat penting agar kita periksa ke dokter untuk mengetahui apakah gejala-gejala yang dialami karena malaria dan obat malaria apa yg digunakan.